oleh: Kristianto.simuru
Tari Sinci ( tari cincin ) merupakan tarian yang memiliki kesamaan dengan tarian Dero. Prosesi tarian ini dilakukan dengan cara melingkar namun dalam posisi duduk bersila, akan tatapi tarian ini lebih ditujukan untuk menghibur orang lain.sebab tarian ini hanya akan ditemukan diacara prosesi perkabungan orang meninggal dunia.
Prosesi atau tata cara permainan tari Sinci itu sendiri adalah sebagai berikut peserta tarian membentuk lingkaran, kemudian memegang sejenis tali kail yang disambung ujung-ujungnya menjadi sebuah lingkaran. Tali ini kemudian dibentangkan melingkar sebesar ukuran lingkaran peserta yang duduk bersama. Kemudian dalam tali itu disispkan sebuah cincin yang nantinya akan digerakan oleh penari berlawanan dengan arah jarum jam. Di tengah lingkaran akan berada seorang terhukum bersama beberapa pemain musik yang akan mengiringi lagu nyanyian pantun yang akan dilantunkan saat prosesi Tari sinci ini. Orang yang terhukum tadi akan berusaha menebak dimana letak cicinc itu berada.
Singkat kata tari Sinci merupakan tari yang mirip dengan permainan anak-anak yakni permainan petak umpet. Dengan iringan lagu syair pantun cicin pun berpindah dari tangan penari satu kepenari lainya. sesekali penari yang tidak memegang cicin berpura-pura telah mendapatkan cicin untuk mengecoh penglihatan si terhukum. apabila si terhukum tidak dapat menebak keberadaan cicin maka ia akan mendapat hukuman dari seluruh peserta yang ada. jenis hukuman pun beragam akan tetapi biasanya mereka akan disuruh mendedangkan sebuah syair lagu pantun penghiburan untuk pihak keluarga yang tengah dirundung duka cita. prosesi ini kemudian berulang lagi dengan peserta terhukum yang lain yakni peserta yang terakhir memegang cincin pada permainan sebelumnya.
Namun tari Sinci seperti tarian lainnya tidak luput dari perubahan jaman dan, seiring berlalu, tari Sinci telah banyak ditinggalkan oleh para kaum muda dengan alasan tertentu. disisi lain para penari Sinci yang eksis tidak dapat lagi melakukan tradisi ini dikarenakan factor usia. bahkan salah satu dari teman mereka yang menjadi peserta tarian Sinci pada masa mudanya harus ia tangisi karena telah meninggal dunia karna terkikis usia senja.
Dero
Tarian Dero, merupakan salah satu dari sebagian besar kesenian tari yang berasal dari tanah Poso. Tarian ini melambangkan sebuah ungkapan sukacita dari masyarakat Poso khususnya mereka yang mendiami daerah sepanjang lembah Danau Poso.meskipun penulis tidak memahami dengan pasti tentang asal-usul tarian ini, akan tetapi keidentikan tarian Dero dengan masyarakat disepanjang lembah danau Poso didasarkan pada tradisi pengucapan syukur ( padungku ) setelah memperoleh hasil pertanian khususnya dari tanaman pokok padi yang terjadi secara bergelombang daerah tersebut.
Prosesi pelaksanaan tarian Dero itu sendiri biasanya dilakukan didaerah yang luas dan lapang. Hal ini dikarenakan seluruh peserta yang melakukan tarian dero adalah masyarakat itu sendiri tanpa melihat status social, umur maupun gender (jenis kelamin ). dengan kata lain tarian dero merupakan tarian massal dan melibatkan seluruh komponen masyarakat sebuah daerah (desa,distrik,wilayah pemerintahan ) berserta tamu dan kerabat keluarga yang datang keacara pengucapan syukur ini.
Tarian dero itu sendiri merupakan tarian yang sangat simple untuk dipelajari oleh orang awam sekalipun. Kita hanya berdiri berdampingan dan bergandengan tangan dengan sesama penari. kemudian melakukan hentakan kaki sekali ke kiri kemudian dua kali kekanan mengikuti alunan pantun yang sahut-menyahut yang didendangkan salah seorang yang sedang ikut menari kemudian diikuti nyanyian pantun bersama oleh seluruh penari dero.
Alat musik yang digunakan untuk mengiringi tarian inipun sangat khas, yaitu ganda (sejenis gendang ) dan ngongi ( sejenins gong ) yang ditabuh bergantian oleh para pemuda dan orang tua. Prosesi tarian Dero pun bisanya dilakukan pada pukul 20.00, dan berakhir kurang lebih pukul 04.00.hal ini dikarenakan tarian Dero dilaksanakan hanya dua sampai tiga kali dalam setahun dibeberapa pusat keramaian sehingga orang-orang akan berdatangan silih berganti dari berbagai pelosok untuk merayakan kegembiraan tersebut.
Dalam tarian dero unsur diskriminasi, perbedaan status baik patron dan klien yang telah tercipta oleh struktur social menjadi memudar, mengapa demikian ? karena dalam tarian dero semua orang bebas bergandeng tangan dengan siapa saja. Jadi tidak heran bila seorang pekerja dapat bergandengan tangan dengan seorang kabose atau tadulako ( tuan tanah / raja ).
Tarian Dero bukan hanya sebagai tarian pemersatu masyarakat didaratan lembah danau Poso dan sekitarnya. akan tetapi juga tarian ini diidentikan dengan ajang mencari jodoh.sebab sebagian besar peserta tarian yang ikut menari adalah para kaum muda dan mereka yang masih lajang yang mengharapkan jodoh atau pasangan melalui tarian dero.
Akan tetapi seiring pergeseran nilai akibat kemajuan teknologi, tarian Dero kemudian kehilangan maknanya baik itu makna simbolik maupun norma-noram social yang positif seperti demokratisasi dan kesetaraan gender. Hal dikarenakan masyarakat yang melakukan tradisi ucapan syukur ini telah terkontaminasi dengan pemaknaan kota yang lebih individual dan cenderung bersifat pasif. Hal ini diperburuk dengan masuknya nilai-nilai budaya barat yang disalah tafsirkan oleh masyarakat setempat sebagai sebuah budaya baru yang dapat dikolaborasikan dengan tarian asli. Misalnya masuknya alat-alat musik moderen yang mengantikan musik tradisional didukung sound system yang memadai.dampak budayanya dapat dilihat dengan fenomena beberapa orang saja yang memahami syair lagu, dan peserta lain hanya diam membisu. Selain itu jenis lagu yang dinyayikan terkesan monoton dan tidak menarik. ( dikutip dari cerita pengalaman alm Ngkai-Tua ( kakek nenek ) penulis ).
1 komentar:
bale ku perapi nu artikelmu se'i gala tugasku . Tabea
Posting Komentar